Di sebuah resto, pria cute, sebut saja mas P, tengah dinner dengan gadis pujaan yang sudah 5 bulan didekatinya. Mbak V. Keduanya terlibat dalam obrolan seru, mulai dari soal kerjaan, acara keluarga, hobi naik gunung, hingga update gosip para artis. Canda tawa nan ekspresif kerap menghiasinya. Sampai di sini, kencan berjalan sempurna. Mas P semakin optimis meneruskan perjuangannya. Ganbatte, Bro!
Tak lama berselang, di tengah keramaian muncul seorang pria tampan dan macho, mas M, bertubuh atletis dan semampai bak olahragawan. Dengan rona wajah putih segar dipadu gaya rambutnya yang sangat klimis dan tercukur rapi. Meski terbalut busana kasual yang santai, lekuk otot maskulinnya tak bisa disembunyikan. Mas M berjalan tegap, penuh keyakinan, diikuti sinar auranya bagaikan sebuah pengumuman: "Ladies, here is the real man!".
Sontak setiap wanita di ruang itu seperti terhipnotis. Spontan. Instan. Tatapan mereka berbinar, tertuju ke arah mas M. Dan tak terkecuali, mbak V yang sembari menggigit bibir. Meleleh seperti es krim kepanasan. Kejadian itu hanya berlangsung kurang dari satu menit, namun bagaimana dengan efeknya? Luar biasa.
Mbak V jadi kikuk untuk kembali masuk ke "dunia" mas P. Matanya melirik-lirik nakal ke mas M. Dan besar kemungkinannya, wanita lain pun demikian. Namun, mas M yang super cool itu tak menggubrisnya sama sekali. Dia sibuk dengan dirinya sendiri. Kita tidak benar-benar tahu apakah mas M ini normal atau tidak. Bukan itu persoalannya. Mas M menjadi tersangka pencuri hati kaum hawa seisi resto kala itu. Seandainya dia menghampiri mbak V, maka dipastikan: mbak V akan tergelepar lemas di pelukan mas M.
Badai halilintar memporak-porandakan hati mas P. Namun, sebagai laki-laki, dia tidak putus asa. Setidaknya belum. Mas P mulai memikirkan cara untuk kembali mendominasi permainan. Setelah makan malam selesai, mas P tetap mengantar mbak M pulang seperti biasa. Meski mas P pun menyadari, respon mbak V sedikit terkikis oleh peristiwa tadi.
Mas P tidak bisa membiarkan ini berlarut-larut. Ada hal besar yang harus diperbaiki bila dia ingin mbak M tetap ada di teritorinya. Apakah yang sebenarnya terjadi di benak mbak V? Bagaimanakah dia harus memainkan perannya lagi di mata sang wanita pujaan?
Ada satu Golden
Rule yang menjadi ruh dalam hubungan pria dan wanita, di belahan bumi manapun dan sampai kapanpun. Ingat semboyan pria tercipta dari tanah, dan wanita
tercipta dari tulang rusuknya. Ataupun men
are from mars, women are from venus, dan lain sebagainya. Semua mengacu
pada makna inti yang sejagat. Namun tetap saja, makna itu bagi sebagian orang
masih menjadi misteri tergelap.
Kita kembalikan pria ke bentuk asalnya, laki-laki.
Dan wanita, perempuan.
Jauh sebelum peradaban dimulai, manusia secara alamiah menjalankan
pembagian tugas. Laki-laki jelas memikul tanggung jawab sebagai kepala
keluarga, seorang pemimpin. Melindungi istri dan anak-anaknya dari beragam ancaman, mengumpulkan
bermacam sumber daya bagi mereka untuk terus bertahan hidup. Bertarung memakai
kemampuan otak dan otot, apapun resikonya, adalah sifat yang diwariskan kepada
sesosok mahluk yang disebut laki-laki. Mereka sangat bisa diandalkan dalam hal yang
bersifat keras, kuat, dan menantang. Perempuan akan selamanya mempersepsikan itu di dalam alam bawah sadarnya, sebagai intuisi saat memilih pasangan.
Sedangkan laki-laki yang matang akan mempersepsikan perempuan sebagai seorang ibu. Bertugas mengandung, melahirkan, dan membesarkan buah hatinya meski harus bertaruh dengan resiko kesakitan, bahkan kematian. Melayani suami serta mendidik moral anak-anaknya. Perempuan dituntut untuk bisa memelihara rumah tangga dengan penuh kasih sayang. Di tengah berbagai tuntutan tersebut, sangat wajar mereka selektif dan berhati-hati menentukan pilihan hidupnya.
Sedangkan laki-laki yang matang akan mempersepsikan perempuan sebagai seorang ibu. Bertugas mengandung, melahirkan, dan membesarkan buah hatinya meski harus bertaruh dengan resiko kesakitan, bahkan kematian. Melayani suami serta mendidik moral anak-anaknya. Perempuan dituntut untuk bisa memelihara rumah tangga dengan penuh kasih sayang. Di tengah berbagai tuntutan tersebut, sangat wajar mereka selektif dan berhati-hati menentukan pilihan hidupnya.
Secara biologis, laki-laki yang telah akil balik dipersenjatai
sel sperma yang jumlahnya kurang lebih 360 juta dalam sekali proses reproduksi.
Sedangkan perempuan hanya punya satu sel telur saja setiap bulannya. Perbandingan yang sangat fantastis. Jelas hal ini
sangat mempengaruhi karakteristik berpikir keduanya. Laki-laki akan cenderung
bersikap mengumbar dan buru-buru bertindak. Sedangkan perempuan akan
cenderung defensif dan banyak pertimbangan.
Pria yang pembawaannya kuat secara jasmani dan rohani, tenang, nyaman, dan memiliki kontrol penuh akan kehidupannya sendiri akan secara otomatis memikat wanita di sekelilingnya. Seluruh panca indera wanita akan difungsikan untuk penilaian atas pria. Di lain pihak, harus saya katakan di sini bahwa sebagian besar pria cenderung menggunakan mata mereka untuk menilai wanita. Lekuk pinggul yang padat berisi, paras yang ayu, perawatan diri yang sempurna, dan perilaku yang memancarkan aura kecerdasan tentu akan mengunci pandangan pria manapun.
Tuntutan selalu datang dari kedua insan untuk bisa menjalankan peran masing-masing. Saling timbal balik. Dan pertaruhan mendapatkan pasangan yang serasi, berhasil ataupun gagal, akan memberikan warna yang istimewa dalam hidup. Memperkaya batin sehingga kita layak meraih akhir yang indah.
No comments:
Post a Comment